rss

Wednesday 17 February 2010

Expedisi ke Curug Malela



Trip To Curug Malela
Berawal dari cerita dan berita perihal Curug Malela, saya pun tergoda untuk mencoba menjajalnya dengan bersepeda bersama teman-teman Threeple-C untuk melakukan perjalanan menuju objek wisata yang orang bilang tuh bagai mutiara terpendam, keindahan yang tersembunyi, atau ada lagi yang bilang sebagai Niagaranya indonesia, maka jadilah minggu 14 February kami ber 12 di bawah pimpinan  Pak Wawan yang didampingi Sekjen nya 3C Mas Budi serta MekanikMan Dadan berangkat menuju sasaran.
Perjalanan Menuju Cililin, Gunung Halu dan ke Buni jaya cukup lumayan menguras tenaga, tidak terlalu berat sih tanjakannya Cuma karean jauh dan terus-terusan nanjak akhirnya banyak juga yang tumbang dan keteteran, dua orang mengundurkan diri, satu orang kram tapi tetap melanjutkan perjalanan.



Masuk ke Buni jaya sekitar jam 13.00, lumayan lama juga karena sedikit terhambat dengan gangguan ”rutin” Ban Giant nya Mas Budi yang kempes (si Fuji siap menerima buangan Bannya ... he he he ), Kaki Pak Oo karam, plus istirahat kuliner jajanan pinggir jalan : Cingcaw, cendol n Baso tahu.
 Setelah Dzuhur di Celak kami pun melanjutkan perjalanan, dan karena minim petunjuk kami pun beberapa kali kesasar sebelum akhirnya sampai sampai diperkebunan Montaya-Rongga, dan selepas jalan perkebunan inilah perjuangan siFuji dan teman-teman lain dimulai, dengan kondisi jalan berbatu diselimuti tanah basah dalam guyuran hujan rintik-rintik membuat ban seperti enggan mencengkram, gogolosoran ...
Turunan riweuh,  Tanjakan apalagi ....

Dipertengahan jalan menuju Lokasi kami berhenti sejenak untuk mengisi tanki yang sedari pagi belum masuk Nasi, Indomi telor disaat lapar dan kedinginan serasa Peda beureum, Tahu Goreng Panas sambel plus sayur Asem ...
                                          ueenaaak buangetttt ...

 Beberapa teman setelah ngobrol dengan penduduk sekitar ada yang ingin mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan ...
wahhh sayang atuh Cuma tingga 2 atau 3 km lagi masa balik ?
”Sekali bendera dikibarkan pantang surut kembali” begitu lah diriku menjorowok
Dan ternyata Kepala Suku dan Sekjen pun akhirnya menyetujui untuk melanjutkan perjalanan ...
LANJUUUTTTTTT !!!

Habis jalan berbatu yang terjal serta licin, kurang lebih 200 meteran menuju tempat start menuruni tebing menuju Curug Malela, jalanan berubah menjadi Tanah merah bercampur lumpur ...
Dan di sini lah beberapa teman yang maksa menaiki sepedahnya jungkir balik karena licin termasuk saya ....
Sorosoooootttttt ....
Gulitik, gulitik gedebut !
Dan berakhir dengan nangkarak bengkang ... atau nangkuban ...

Setelah sampai di tempat awal untuk turun menuju Curug Malela, segala rasa cape, lelah serta nyeri dibadan akibat jatuh hilang seketika, berganti dengan rasa puas yang tak terkira melihat view Curug Malela meskipun hanya dari kejauhan.

Kami tidak melanjutkan untuk turun, karena menurut penduduk sekitar yang ditemui katanya airnya sedang besar”ngagulidag” jadi dijamin ngga bisa turun dan mandi di Curug Malela. Jadi dengan pertimbangan itu dan juga waktu (Tiba sekitar jam 16.30) akhirnya kami cukup memuaskan diri dengan memandangi Curug Malela dari kejauhan ...

“Some day we ‘ll be back to to see U more closer …. ”

Saat saat pulang tidak kalah serunya, saat itu kami keluar dari perkebunan dan sampai di Buni jaya bertepatan dengan Adzan Magrib berkumandang, jadi sekitar pukul 18.30, setelah mengisi perut ni dengan kopi susu dan membersihkan rem sepeda-sepeda kami yang kotor berlumpur,  meluncurlah kami Night Riding menuju Gunung halu …

Setengah Jam  kemudian jalanan menjadi gelap gulita diperkebunan Teh Gunung halu, hanya sesekali saja lampu rumah menerangi perjalanan kami selebihnya “poek mongkleng buta rajin” , seru banget wae lah …
Apalagi saat penerangan dari depan datang baik motor maupun mobil, sesaat sih membantu melihat jalan lebih jelas, tapi begitu lewat … BLANK ! gelap gulita lah mendadak !
“TAHAN  ! …  TAHAN ! …” begitu teriak teman-teman yang ada didepan karena pandangan beberapa detik benar-benar gelap layaknya  orang buta  dan keseimbangan pun menjadi sedikit oleng .
Belum lagi saat melewati jalan yang berlobang ....
”AWAASSS ada SULEEEE”
”PRIKITIWWWWW ! ”

Wah pokonyamah ruame surame lah  ting jorowok …

Saat menjelang sampai Sindang kerta Dadan Menerima telepon dari anaknya Pak Oo, Dan ternyata Pak Oo diam-diam telah memesan mobil pickup untuk menjemput kami semua yang sebagian besar sudah kelelahan, dan kedinginan, dan dari percakapan yang terdengar disepakati kita akan diloading di Alun-alun Cililin.

Maka tepat jam 22.00 WIB waktu Cililin berkibarlah bendera putih Threeple-C tanda menyerah namun bukan berarti kalah !


0 comments:


Post a Comment