rss

Monday, 30 November 2009

Catatan Perjalanan LBC, XC ke Warban-Warung Daweung-Oray Tapa-UjungBerung

 Sabtu 21 November 2009


Seperti biasa menjelang xc, si Fuji kubersihkan dan keperiksa, terutama bagian Rem nya, karena saat XC terakhir ke Jayagiri siFuji mengalami gangguan pada remnya dua-duanya
lagi, Depan dan belakang mengalami gangguan pada kabelnya, minggu kemarin baru kabel rem belakangnya yang diganti, tadinya mo sekalian ganti yang depannya, cuma karena kelihatannya masih bagus, jadinya cuma distel hungkul

Malam-malam Ku SMS LBCer semuanya sekaligus mengingatkan bahwa besok kita akan Start di Telkom Jl Supratman, sekalian ikut kampanye bersepeda dalam acara Speedy Fun Bike, namun tak satupun yang ngajawab, nga replay ...
aneh tapi postitif thinking we lah, mungkin dah pada tidur persiapn buat besok ...
atawa keur teubarogaeun pulsa ! he he he ...



Sekitar tengah Malam saya dibangunkan oleh perut yang mendadak mules, subuh pun mules ini masih belum pergi, waduh bisa-bisa batal yeuh acara ngagowes ...
teu ka bayang mun gagal teh secara koordinator gituh euuuuhhh. Namun dengan tekat "kumaha engke welah" dan mengolesi ieu bujal (menanggulangi sakit perut warisan karuhun) dengan balsem tawon berangkat lah saya menuju Telkom di jln Supratman

loh .... koq ?
Iya kali ini LBC plus 3 orang anggota 3C berencana akan ikutan Speedy Fun Bike dulu sebelum ber XC, ikutan kampanye menuju Indonesia menjadi Lautan Sepeda bareng komunitas sepedah yang lain. Sampai di Telkom kekhawatiran saya saat sms semalam tidak terbukti, 6 orang LBCer hadir plus 3 orang 3C, jadi semuanya bersepuluh ... cukuplah buat ber XC ria. Ke sepuluh bikers/goweser itu adalah, Saya,Kang Dodi,H.Mamat,MAs Budi,Kang Entis,Yadi,Ade (LBCer), dan Dadan, Aki Ojon, Kang Entis (3C). kami sepakat untuk tidak sepakat bahwa nanti masing-masing akan nyingcet ditengah perjalanan menuju cek point pertama WARBAN. dan pada kenyataannya hampir semuanya kecuali Kang Dodi,Yadi dan Ade nyingcet di Perapatan Jl. Seram-jl RE. Martadinata. Setelah mencopot seragam Speedy Fun Bike, meluncurlah kami semua menuju Dago-Warban. Diperjalanan saya membelakangkan diri menanti rombongan tersisa di MC D simpang dago, sampai jam 8 Kang Dodi di telpon ngga di angkat, nongol juga ngga akhirnya gowes lagi lah saya pelan-pelan dan menjelang Pom bensin Dago Yadi dan Ade muncul menyusul, tinggal Kang Dodi yang belum ketahuan rimbanya .... eh kotanya …

Karena Kang Dodi ditelpon tetep teu diangkat-angkat wae, akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju cek point I WARBAN, eh dalam perjalanan di dua tanjakan terakhir menuju Warban, di saung warung yang sudah tidak dipake lagi singhoreng Kang Dodi sudah nangkring ngabaheuhay di situh beu ....
di dago-dago ngadon ka ledeng ....

Sampai di WARBAN ternyata sudah berjubel para goweser dari berbagai aliran perguruan, baik itu B2Wer,  Atlet, atau pun goweser yang saminggu sakali, sampai-sampai Si Ibu warung dan Teh Erna teu katingali bujur-bujurna acan, dan sambil menunggu teman-teman yang belum nyampe kami pun berbaur dengan goweser lainnya ngobrol ngaler ngidul sambil isi tanki bahan bakar dengan bandrek susu, teh manis, dan kulub cau.

Setelah semua berkumpul dan menyiapkan perbekalan masing-masing, berangkatlah kami menuju Cek Point II PAsanggrahan lewat jalan Ciharegem, eh baru ge Start eta aki Ojon nyayahoanan malah ngambil kekanan, ke jalan Pasanggarahan atuh ke rencana untuk guyang bobolokot bisa batal, maka meluncurlah Dadan menyusul sang Kobe (punten akh AKi Ojon) ...
akhirnya meskipun sambil kukulutus bergabung jugalah beliau asruk-asrukan bersama kami.

Di trek ini kekhawatiran pada cuaca yang kurang bersahabat sebenarnya sudah terasa, cuma jalan menanjak, licin dan terhalang pepohonan serta asyiknya bersenda gurau sambil berTTB membuat kekhawatiran sementara sirna, baru setelah sampai di Pasanggrahan ketika baru muncul dari hutan belukar barulah terlihat mendung telah bergayut dan butiran air mulai jatuh menimpa tubuh kami, dan betul saja tak beberapa lama kemudian hujan pun turun dengan derasnya ...

Dan bagi Yadi hujan sepertinya mengiringi kesialannya karena ban depannya kempes, dan di Desa Pasanggrahan dibawah atap rumah penduduk kami pun berhenti untuk mengenakan jas hujan, sambil menunggu ganti ban dalam, beberapa dari kami menyempatkan menghangatkan diri dengan segelas kopi dan beberapa gorengan.

Cek point selanjutnya adalah Warung daweung dan dari pasangrahan ini sebenarnya trek untuk sepedah menuju Warung Daweung boleh dibilang tidak ada , karena jalan yang dilewati menuruni lembah yang curam dan otomatis sulit juga saat naiknya apalagi hujan begini dijamin sosorodotan n kokosehan lah , pada survey seminggu sebelumnya jalan yang ke kanan sungguh tidak saya rekomendasikan dan dianjurkan untuk melewati jalan yang ke arah kiri. Jadi pada saat teman-teman mendahului berangkat, tak lupa saya pesan kan untuk lewat jalan ke kiri nya ULAH KA KANAN !, nah kata "ulah ka kanan" ini lah yang menjadi biang kerok , semua teman LBC salah jalan mengambil jalan ke kanan (kayanya yang kedengeran Cuma Kanan nya doank !) akibatnya mereka kokosehan ditanah basah yang licin sulicin pisan

Saya sendiri sebenarnya sudah mencek dengan bertanya kepada seorang anak yang kebetulan lewat dari arah jalan larangan tadi "Jang aya nu sasapedahan kadieu",
"teu aya pak " kitu jawaban sianak teh,dan  meskipun saat lewat jalan kiri yang dianjurkan ada orang tua yang bilang  "aya nu nyapedah tadi ka kebon nyalira"
saya tetep percaya sama anak yang memang lewat tadi, karena kalo ada pasti akan bertemu dengan si Ujang tadi.

Dan kami ,Saya dan 3 anggota 3C baru tahu mereka salah jalan setelah saat menuju ke atas ke arah warung Daweung, nun jauh di bawah lembah tampak terlihat seragam LB yang kuning serta jas hujan warna oranye kepunyaan H. Mamat tengah mendaki melewati jalan larangan ... dan saya hanya bisa tersenyum membayangkan mereka sosorodotan ditengah hujan dengan jalan yang super licin, dan memang terlihat beberapa saat setelah saya naik lewat jalur kiri, itu Jas Hujan warna oranye sepertinya tidak pindah-pindah tempatnya,  ha ha ha ternyata memang betul itu H. Mamat, teu bisa naek cenah ... nyorosod deui nyorosod deui, untung ada Yadi jadi yang pangmanggulekeun sepedahnya sehingga semua bisa naik ke Jalan Tugu jalan raya di atasnya.

Hujan masih juga belum reda, dan dari jalan tugu ini beberapa teman sudah mulai menganjurkan untuk tidak melanjutkan perjalanan menuju Oray Tapa berhubung cuaca yang tidak mengijinkan, di samping itu juga terbayang jalanan menuju kesana yang berbatu dan berlumuran tanah basah, di jamin lah moal bisa dinaiki tah sepedah teh ...
Cuma sayang we kalo tidak Tamatmah ... apalagi pantangan sebenarnya kalo target tidak terlaksana teh, biasanya akan menjadi kebiasaan nantinya, di perjalanan lain nantinya
sok mogok ditengah jalan ... 
Namun karena didunia gowes juga kita menganut azas Demokrasi, maka suara terbanyak lah akhirnya yang menang, dan akhirnya setelah kami laporan di Mesjid MekarDampit, kami pun meluncur kebawah menyusuri jalan Mekar Dampit yang berujung di daerah Terminal Cicahem.

Diperjalanan turun ini lah pertamakali si Fuji loba ngarandeg rugag-regog bangun nu sieun, Penyebabnya adalah putusnya kabel Rem belakang di jalanan yang sebenarnya tidak begitu curam, secara  kabel baru ini teh, untung kabel yang dijatahkan buat rem depan dibawa, maka digantilah kabel yang ngajeprut itu. Namun demikian kepercayaan pada kualitas kabel rem sudah hilang ditelan pudunan, akhirnya yang lebih banyak difungsikan rem Depan, dan ternyata inipun membawa masalah tersendiri karena kondisi kabel rem depan yang sudah ada yang putus beberapa seratnya itu lama-kelamaan menjadi kendor juga, meskipun sudah di stel tetap saja tidak berfungsi maksimal. maka jadilah pudunan jalan MekarDampit ini menjadi pudunan yang paling menakutkan, sampai-sampai kejadian ada trek turunan dengan kondisi jalan mulus si Fuji harus ber TTB !  Ngerakeun pisan ...

Dengan kondisi rem seperti itu jadilah saya dan si Fuji layaknya pemula nu sieun labuh, ngarayap sepanjang perjalanan turun yang menyebabkan telat sanmpai 1/2 jam lebih untuk sampai di tujuan di Rumah H. Mamat. OH iya yang sampai finish ternyata cuma ber lima yaitu Kang Dodi, Ade, Yadi, Saya dan H.Mamat sendiri, sedangkan teman-teman 3C mohon ijin menemani Aki Ojon yang biasanya pantang belok di tengah jalan, memaksa pulang (dan ternyata itu firasat beliau, karena menurut beliau Si Nini terserang darah tinggi sampai 200 an jadi begitu AKi sampai langsung si Nininya di bawa ke Rumah sakit). Lalu Mas Budi yang ngalindur alias tidak tau kalo kita akan ke rumah H. Mamat, dan satu lagi Kang Entis, inimah bengkok tikoro namanya karena beliau sudah sampai di komplek perumahan Ujung Berung cuma katanya alamat rumahnya ngga ketemu ... heuu

Maka jadilah makanan minuman dan buah harum manis yang diperuntukan buat 15 orangan itu disantap kami berlima , barieukeun ... loba teuing dahareun untung we teu kamerkaan oge ...
Pulangnya kami dibekelin lagi dengan dua bungkus Nasi Bakar plus goreng jengkol ....
Terima kasih teman-teman, sampai ketemu di acara gowes berikutnya ...
hatur nuhun Kang Haji tuangenanan ...
jazakalloh ...

Eh alhamdulilah ini perut ternyata aman tidak bergejolak ari dipake ngagowesmah ... he he he





0 comments:


Post a Comment