rss

Friday, 24 April 2009

tour d Puncak Mulya-Soreang

by : 151
Minggu 19 April 2009
Perjalanan touring kali ini akan menuju puncak Mulya soreang, dan pulang lewat cililin dengan jarak tempuh kurang lebih 40 km. rute ini seperti rute-rute sebelumnya bersama threeple-C, adalah rute yang belum pernah saya lewati, dan dijamin pasti mengasyikan.
Sebenarnya saya merasa agak terlambat untuk berkumpul di BaseCamp Threeple-C Namun setiba di BaseCamp ternyata keadaan masih sepi, baru sekitar 10 s/d 15 orang-an anggota yang baru hadir, dan basecamp yang merangkap sebagai toko sepeda pun masih tutup padahal jam sudah menunjukan pukul 07.15, biasanya pada jam -jam segitu sudah berjubel anggota threeple-C hadir.




Waktu sudah hampir mendekati pukul 08.00 barulah Mpap (kang Unang) Bendahara Threeple-C yang sekaligus pemilik Toko sepeda SAB muncul, dan ternyata beliau berhalangan ikut karena ada project yang harus segera diselesaikan, tapi Um Andre yang di 2 touring sebelumnya tidak bisa ikut kali ini beliau bisa bergabung kembali touring bersama, hanya sayang kang Denny (Pak Ketua) tidak bisa ikut serta tanpa ada kabar beritanya. Saat keberangatan seperti biasa kita berumpul sambil mendengarkan penjelasan mengenai rute yang akan kami jelajahi oleh Pak Wawan, Untuk Bapak yang satu ini saya menyebutnya sebagai Bapak Jarambah, karena banyanya rute-rute yang pernah beliau jelajahi yang kebanyaan bukan jalan yang umum dilewati, dan istimewanya beliau juga hapal nama-nama kampung, atau desa yang dilewatinya itu. Touring kali ini adalah touring dengan jumlah peserta yang paling sedikit, hanya sekitar 23 orang yang ikut dari kurang lebih 190 anggota threeple-C, menurut bisik-bisik sih masalah rutenya, kalau rute selatan mah nggak ada bonus saat pulang, tidak seperti rute ke arah utara pulangnya pasti dapet bonus jalan menurun. Namun lain lagi kalau menurut pak Wawan, katanya sih kalau beliau yang mengusulkan rutenya pasti banyak yang berpikir dua kali untuk ikut karena tau pasti piripuheun ...

Dan memang betul ternyata, setelah kita keluar dari jalan utama menuju soreang, jalan sudah mulai menanjak tajam lalu jalan datar kembali dengan sungai besar selebar 5 atau 6 meteran, dengan air yang cukup bersih deras mengalir lewat dari situ kami memasuki daerah pesawahan yang diapit oleh bukit-bukit kecil nan asri, kemudian selepas pesawahan ini kaki dan paru-paru mulai bekerja keras kembali karena jalan menanjak kembali hampir tanpa trek datar untuk sejenak mengambil napas, kecuali kalau berhenti tentunya.Untuk yang belum terbiasa berlatih di trek tanjakan dengan jalan rusak berbatu seperti ini dijamin "kokosehan" lah untungnya saya sudah lumayan sering lewat trek tanjakan -tanjakan tipe seperti ini seperti yang ada di trek Dago bengkok atau warung bandrek, namun meskipun begitu tetep saja ni lutut gemetaran saat melalap tanjakan puncak mulya soreang ini. untuknya didepan saya ada Kang Budi yang juga sama menggenjot sepeda di tanjakan ini yang memacu semangat serta motivasi saya untuk target finish tanpa berhenti tercapai, kalau tidak wah bisa berabe sebab kadang suka penasaran kalo ada tanjakan yang tidak tamat, suka pengen balik lagi ... sombong neehhh

Setelah Kang Budi yang diikuti saya tiba di Puncak Mulya-Soreang munculah anggota-anggota lainnya, seperti Kang Dadan (Teknisi Threeple-C) dan yang lain-lainnya, meski cukup lama tapi toh hampir semua sampai ditujuan hanya beberapa saja yang terkendala dengan kondisi fisik yang sedang tidak fit sehingga memutuskan untuk balik bandung Termasuk Um Andre dan Mas Budi yang balik karena nemenin yang SOS.
Setelah mengganjal perut dengan indomie pake telor+tahu plus teh Manis yang dihirup hangat-hangat saya pun bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju cililin, dan rute ini yang paling mengasyikan, selain memang belum pernah saya jelajahi dan memang ternyata betul betul mengasyikan.
Jalan menurun tajam dengan type bebatuan lumayan merepotkan eh salah ngga ada yg merepotkan itu yang ada malah mengasyikan, penuh tantangan, apa-lagi jalan di depan tidak tau medannya, kadang ketemu turunan tajam,  lalu tiba-tiba ada tanjakan lagi, atau pada saat asyik meluncur diturunan tiba-tiba ada tikungan yang hampir 90 derajat, pokonya mah seru banget lah tangan dan kai pegel-pegel juga ngga rugi, apalagi kita disuguhi pemandangan yang masih sangat asri, di kiri jalan tebing ... kadang sawah, disebelah kanan nun di bawah sana sungai mengalir diantara bebatuan sementara di atasnya pesawahan yang diselingi ladang serta bukit-bukit kecil membuat perjalanan betul-betul menggairahkan.

cuma satu saja penyesalan ....
ngga ada yang bawa camera ...
hiks...

0 comments:


Post a Comment