rss

Wednesday 14 October 2009

Menyusuri rute Walahir, pasir panjang cililin

Minggu 11 Oktober 2009
Pasir Panjang, Walahir ...
rute Tanjakan pertama yang membuat saya pengen ganti gir belakang ... hiks


Sebenarnya hari minggu ini rencananya kita akan ke Gabus-Cililin dan Pak Wawan sebagai yang punya hajatnya, namun ternyata Pak Wawan saat ketemuan di SAB (basecamp 3C) tidak bisa ikut karena ada acara keluarga (atau takut kale ya ) ...
namun demikian beliau masih menyempatkan diri hadir untuk menunjukan tanggung jawabnya dan mengantarkan /mengawal kami ( Kang Budi, Aki Ozon, Kang Agus Halis, Kang Igor dan Kang Alan) menuju target meskipun hanya sampai alun-alun Cililin,dengan melewati jalan -jalan tikus di sekitar cimahi dan batujajar akhirnya sampai juga kami di Dekat Alun-alun Cililin...
" sampai sini sajah sayah mah yah, selanjutnya silahkan Igor atau Agus yang akan memandu menuju target" begitu lah kata perpisahan Pak Wawan yang akan pulang lagi di temani Kang Alan.


Sesaat menuju target Kang Budi mengecek drayer belakang kang Agus yang Guclak geclok wae, sambil sedikit berdiskusi mengenai jalan yang akan dipilih menuju target, dan setelah dicapai kata sepakat antara Kang Igor dan Kang Agus berangkatlah kami ....

Yang paling berbunga-bunga dan berbinar binar dalam perjalanan ini tentunya saya, karena diantara kami berlima hanya saya yang belum pernah merasakan trek ini, dan aroma tantangan petualangan pun sudah langsung tercium begitu pertamakali masuk jalan setapak yang sudah langsung Nanjak !!
dan uedan buanget . . . ternyata itu adalah jalan menuju puncak bukit yang terus nanjak tanpa ada kesempatan untuk mengambil napas ... 

belum lagi jalan yang sedikit basah dan berlumut .., gila bener dah bener-bener harus full konsentrasi untuk menaklukan tanjakan ini sebab kalo ngga dijamin ban akan slip dan gugurlah kita.
Gugur disini adalah istilah kami para Uphillers dalam melalui suatu Tanjakan, jika bisa melewati tanpa menjejakan kaki di tanah berarti Lulus, jika tidak maka statusnya gagal atau gugur dan punya kewajiban untuk di "her" melewati tanjakan itu lagi suatu saat kelak ....
dan ternyata kami semua gugur di pertengahan jalan semuanya akibat ban yang slip plus lutut yang gempor dan napas yang abis ngos-ngosan ...
jalan yang tidak sampai 1 km itu rasanya seperti 10 km saja ufh !
dan ini adalah trek tanjakan pertama yang membuat saya berpikir untuk memperbesar ukuran
gir belakang saya.
Selepas jalur menanjak ini, berhentilah kami di warung satu satunya diantara beberapa rumah yang ada di perbukitan tersebut. dan setelah mengisi bahan bakar dengan segelas kopi/teh manis kami pun melanjutkan perjalanan ... masih menanjak dan hanya sesekali saja sepedah bisa di naiki ... 



sudah gempor banget neh lutut, hanya kondisi jalannya saja yang sudah berbeda kali ini adalah tanah merah, dan selepas melewati sekelompok rumah,akhirnya kami melewati jalan setapak menaiki hutan pohon pinus menembus menuju jalan setapak yang lebih besar, pendek sih jalan pintasnya tapi kemiringannya hampir mendekati 90 derajat ! membuat lutut gemetar dan jantung berdetak keras, bahkan Aki Ozon pun terjatuh disini karena kehabisan tenaga.

Jalan setapak yang bisa dilewati motor ini ternyata menuju ke Cililin kembali, dan itu bukan tujuan kami, dan setelah mendapat petunjuk dari penduduk yang kebetulan lewat jalan menuju walahir, kami pun menuju walahir dengan kondisi jalan yang masih menanjak tajam, namun sudah diselingi dengan jalan-jalan mendatar sehingga kami pun bisa menguji kemampuan melewati jalanan menanjak, hanya Aki Ozon saja yang TTB maklum lah sudah 74 tahun bro !
tapi kalo semangat jangan tanya lah ... salutdah pokoknya mah.

Jalanan Tanah menanjak tajam pun akhir habis sudah,namun sepedah masih belum bisa dinaiki dengan nikmat, karena trek yang kami lewati betul betul jalan setapak dimana disebelah kanan dinding tebing dan disebelah kiri tebing perkebunan yang curam, dan kami tidak mau ambil resiko jatuh kebawah yang lumayan dalam ... ngga deh ! Ampunnn ...

Dan selepas tanjakan ini pun sampailah kami di desa Pasir Panjang, yang sudah mempunyai jalan
yang bisa dilalui mobil, dan ternyata di Bukit desa ini para peGantole sering beraktivitas dan jalan inilah nantinyayang akan kita lewati menuju cipatik, soreang. Dan setelah beristirahat sejenak serta apel siang kami pun melanjutkan perjalanan, dan jalan pulang pun jangan di tanya tantangannya, kalo kita lewat puncak kan keliatan tuh jalan turunnya ... nah seperti itulah kondisi jalan pulang yang akan kami lewati, hanya saja lebih curam, dan jalan yang tidak mulus dengan belokan-belokan tajam, kalo tidak hati-hati pasti bisa kebablasan menuju jalan bebas hambatan alias terbang di atas perkebunan .... jalanan menurun sih tidak seberat tanjakannya tapi bahaya jatuhnya lebih besar, namun demikian kami semua dapat melewati turunan tersebut dengan selamat ...

Terima kasih Kawan, perjalanan ini membuat persoudaraan kita semakit erat ...
dam merasa semakin pentingnya udara yang bersih ...
sekali lagi terima kasih ...

0 comments:


Post a Comment