rss

Tuesday, 10 March 2009

Survey to Cibodas-Maribaya


by: coe

Senin 9 Maret 2009

Pagi ini adalah pagi dimana saya dan 3 LBCer lainnya yaitu Kang Dodi, Pak Mamat dan kang Jendral akan melakukan perjalanan khusus dalam rangka survey rute touring LBC yang ke 2 di tahun 2009 ini dan daerah yang dituju yaitu daerah Bandung Utara sedikit ke timur dengan tujuan Oray Tapa dan mencari jalan tembus ke Cibodas Maribaya.




seperti yang telah disepakati saya dan Kang Dodi akan bertemu dan berangkat dari BaseCamp LBC yaitu kantor LAPAN Di Jl. DR. JUNJUNAN 133 sekitar Jam 07.00,sementara PaK Mamat akan bergabung di Pasir Impun, Dan Kang Jendral sendiri pagi tadi sudah kontak dan beliau akan menunggu di Ujung jalan Layang Pasopati.

Sampai di Bascamp sekitar jam 06.45 dan Kang Dodi yang selalu On time seperti biasa sudah standby dan kami pun langsung meluncur melewati Pasopati,dan betulsaja di ujung pasopati telah menunggu Kang Jendral dengan kaos kebanggaan LBC, beliau pun langsung bergabung ...
" Jend belah mana aya surabi ,can sarapan yeuh" Kang Dodi rupanya belun sempat sarapan pagi
jadi beliau menanyakan makanan tradisional khas Bandung itu buat sarapan
" Ke tah di harep deket pasar suci " Kang Jendral yang memang daerah kekuasaannya di sekitar
situ langsung merespon karena sudah hapal, dan benar saja di depan Pusdai ada tukang surabi,
kamipun sarapan surabi telor dulu dan sebagian dibawa buat perbekalan di perjalanan.

Sesampainya di jalan Menuju Pasir Impun Pak Mamat pun bergabung, perjalanan pun di lanjutkan dengan target pertama adalah Oray Tapa, kondisi jalan yang dilalui menuju target pertama berupa jalan berkerikil dengan aspal bercampur tanah yang menyebabkan ban sepedah kami tidak bisa mencengkram dengan sempurna, jadi meskipun sudut kemiringan tanjakan cuma sekitar 40 s/d 50 derajat namun kami harus berulang kali turun dari sepedah karena jalan yang sangat licin, namun demikian meski dengan susah payah trek aspal butut dan licin ini pun berhasil kami lewati,hanya saja ternyata jalan ini bukan dalam jalur menuju Oray tapa target utama kami, menurut penduduk setempat Oray Tapa ada di jalan sebelah yang sejajar dengan jalan ini dan dengan kondisi jalan sedikit lebih bagus. Karena kebetulan saya pernah melewati jalan itu dan sudah hapal akhirnya kamipun memutuskan untuk mengabaikan target pertama,dan perjalanan di lanjutkan menuju target kedua yaitu Cibodas Maribaya.

Selepas jalan aspal licin berkerikil (yang menurut atributnya sih adalah jalan desa CIkawari),kami langsung dihadapkan pada jalan tanah yang menanjak dan tidak kalah licinnnya, apalagi semalam memang hujan sangat lebat, namun demikian pasukan "raider" maju terus melalap abis trek jalan licin dan sedikit berlumpur dengan mendorong sepedah tentunya he he he.
setelah kurang lebih 1/2 jam kami bergulat dengan jalan nanjak dan licin, akhirnya sampai juga kami di jalan yang datar sedikit menurun, sehingga dengan menurunkan sadel sepedah, kami sesekali bisa menaiki sepedah yang sedari tadi manja pengen didorong melulu. Dijalan inipun ternyata banyak rintangan yang membutuhkan keseimbangan yang bagus dalam menghandle sepedah kami, kalau kurang hati-hati bisa seperti yang dialami Kang Jendral yang mabal tikusruk sepedahnya ke Gawir (jurang) untungnya masih nyangkut di pepohonan jadi beliau meskipun rewas (kaget) masih bisa tersenyum dan seri Koneng ....:-)

Akhirnya sampailah kami di persimpangan jalan setapak, dimana yang arak kiri menuju dago resort atau dago Bengkok sedangkan yang kekanan adalah menuju Cibodas Maribaya, kalau ke arah kiri kebetulan saya telah survey ke sana, jadi kami pun melanjutkan perjalanan ke arah Cibodas Maribaya setelah telebih dulu mengabadikan view Cibodas Maribaya dari atas dipersimpangan tempat kami beristirahat.Perjalanan melalui trek ini lebih seru lagi karena berupa trek down hill, jadi kalo mau meningkatkan adrenalin silahkan naiki sepedahnya di rute ini, hanya memang tetap saja fasktor keseimbangan dan pengalaman dalam menghandle sepedah menjadi faktor yang utama, kalau tidak ya seperti yang di alami saya dan Pak Mamat yang terpeleset jatuh, di awali saya yang jatuh menimpa sepedah, lalu beberapa saat kemudian Pa Mamat yang jatuh dan tertimpa sepedah. DiTrek ini Kang Dodi menunjukan pengalamannya dalam menghandle sepedah, beliau aman tidak jatuh ...

Selepas Trek Downhill yang hampir bertepatan dengan berkumanadang adzan lohor, akhirnya sampai juga kami pada target tujuan survey yaitu Desa Cibodas Maribaya, kami beristirahat sebentar sambil mengisi bahan bakar yang dari mulai jalan desa Cikawari cuma air putih saja yang masuk, sejenak kemudian perjalanan pun dilanjutkan menuju Maribaya, dan sambil istirahat tadi kami sepakat untuk pulang lewat Dago Pakar, karena kalau lewat lembang aduh ngga kebayang deh nanjaknya mana sementara tenaga sudah tinggal sisa-sisa, saya yang menyarankan untuk lewat dago pakar, karena 3 atau 4 bulan yang lalu waktu terakhir saya lewat rute ini jalannya sedang diperbaiki dengan di beri semacam lantai dari batu-batu cadas, jadi saat ini saya pikir jalannya sudah bagus dan bisa dilalui dengan menaiki sepedah, dan betul saja, disekitar pintu masuk jalan setapak yang dulu telah ada bangunan semacam loket penjagaan, dan diantaranya terlihat jalan setapak yang telah mulus dilapisi batu-batu cadas membentang ke arah Hutan Lindung Dago Pakar. dengan penuh semangat kami pun melanjutkan perjalanan dengan leader Kang Dodi yang masih belum kelihatan kecapean, baru beberapa menit tiba-tiba hujan turun kami bertiga yang tertinggal di belakang melambatkan sepedah karena jalan di trek seperti ini lebih berbahaya karena lebih licin dan kalau jatuh kita akan disambut dengan batu-batu yang keras. Selang beberapa saat kami melihat Kang Dodi sedang berdiri di pinggir sepedahnya sambil melambaikan tangan sbagai isyarat agar kami berhenti.
"Wah cilaka euy, ieu aya undak-undakan di tengah jalan teu katingali, yeuh sayah jatuh jungkir balik tina sapedah"
Kang Dodi bercerita sambil nyengir-nyegir menahan sakit, tampak di atas telapak kaki kanan dan lutut sebelah kiri beliau memar bercampur lecet-lecet. saya yang merekomondasikan jalan ini meminta maaf kepada beliau karena tidak tahu kalau dijalan mulus ini di tengah-tengahnya di buat dua buah pijakan tangga, yang sepintas memang tidak akan terlihat apalagi jika kita mengendarai sepedah.

Setelah diperiksa luka-luka beliau yang tidak bisa diobati karena tidak membawa perlengkapan P3K, kami pun melanjutkan perjalanan dengan menuntun sepedah, karena trek tidak memungkinkan untuk dilewati dengan menaiki sepedah dan takut jangan-jangan masih ada jalan dengan pijakan tangga lagi. Setelah sampai di Jembatan dimana jalan setapak sudah berganti dengan pavingblok kami pun bergegas menuju warung nasi timbel yang ada di sekitar, tapi sayang ternyata semua warung di situ sudah habis, terpaksalah kami melanjutkan perjalanan dengan harapan di Gua Belanda masih ada Warung yang menyisakan nasi timbel. Di tengah guyuran hujan yang semakin deras kamipun melanjutkan perjalanan menuju target dengan penuh kehati-hatian, dan Kang Dodi masih tetap di depan sebagai Leader. Kurang lebih 1/2 jam kemudian kami sampai di Gua Belanda dan berhenti di warung didepannya, tapi nasi timbel sama kondisinya ... habis, untung saja ternyata ada penggantinya yaitu Mie Baso, Jagung Bakar, dan Teh Manis Panas ... Nyam nyam nyam.

0 comments:


Post a Comment