rss

Wednesday 2 September 2009

XC Jelajah Lereng Gng. Burangrang bareng threeple-C

Sebuah Catatan yang tertinggal
By : coe


Rute Perjalanan Threeple-C kali ini cukup menjanjikan, dengan judul ”XC Jelajah lereng Gng. Burangrang” cukup membuat para peserta yang berencana mau ikutan lumayan ketar-ketir juga, apalagi melihat foto-foto survey yang memperlihatkan wajah-wajah yang kecapean, dan sebagian besar berTTB ria, ditambah lagi dengan komentar pelaku survey yang mengatakan bahwa dada yang serasa akan mau pecah saat melakukan perjalanan survey tersebut menambah kebimbangan para peserta.











Namun kelihatannya bagi para Goweser yang berkeinginan untuk menjajal trek serta menatap langsung gambar-gambar yang cukup indah alam yang menawan dari lereng Gng Burangrang yang akan dilalui, tidak menghiraukan hal-hal tersebut di atas dan mengubur dalam-dalam rasa takut dan bimbang yang mendera, keinginan mereguk nikmatnya aroma petualangan lah yang ternyata menyeruak muncul mengalahkan segala-galanya . . . Maka jadilah sekitar 38 orang peserta berdatangan ke BaseCamp Threeple-C dengan wajah yang berseri-seri dan haus akan PETUALANGAN !!

Setelah melakukan ritual kumpul bersama untuk briefing dan berdoa kami pun bersiap melakukan perjalanan dan di awal perjalanan ini peserta kembali dibuat ketar-ketir ketika ternyata ada acara Loading dulu dengan menggunakan Mobil !... wah pasti estimasi waktu perjalanan memang benar-benar cukup lama, atau trek memang benar-benar akan menguras tenaga. Dengan sedikit diselimuti kekhawatiran seluruh anggota pun akhirnya menaikan sepedahnya keatas mobil, 1 truk, satu Fuso dan satu pick up, dan melajulah kita menuju SPN meninggalkan treck jalan raya yang mulus dan nanjak abis yang kalo digowes bisa memakan waktu kurang lebih 1 jam. Asyik juga sih naek Truk rame-rame, kaya jaman-jaman sekolah dulu waktu mo berangkat camping , Teh Dewi satu-satunya peserta Wanita kita yang didaulat untuk naik didepan bareng Mas Harry suaminya, rada-rada maksa pengen naik dibelakang
”ngga seru akh di depan mah ” begitu katanya, Cuma sayang tidak dapet ijin dari kita semua, dan terpaksalah beliau sambil rada baeud masuk menuju ruang kemudi bareng Mas Harry.

Sampai di depan SPN kami pun menurunkan sepedah-sepedah kami, dilanjutkan dengan belanja perbekalan buat persiapan dijalan yang memang telah diberitahukan tidak akan ada super market, mini market atau pun market-marketan.
Di awal perjalanan drama petualanganpun sudah dimulai, berawal dari salah jalan yang membuat Um Andre rada ngambek, itu terjadi ketika Um andre ke belakang mengambil peralatan navigasi (GPS) dari Pak Djoko sementara kita terus melaju, dan beberapa teman yang sudah duluan di depan pun seperti sudah pada tau jalan terus saja nyelonong, dan baru tau salah jalan ketika beberapa rekan teriak teriak ” oeyyy salah jalaaannnn !!!”
Wah kacau deh, saya sih masih mending belum terlalu jauh, tapi teman-teman yang lain rada berat tuh kasian sudah jauh meluncur dijalan menurun, dan terpaksa harus balik dengan .... menanjak weeeuuhhh.
Pas mudun uuu ennnak pas balik lagi nanjak ... uuu eennnek (begitu Teh Dewi bilang mah ). Dan pada drama Babak pertama ini di akhiri Pak Ketua memberikan sedikit ”wejangan”, ” Pokoknya mulai sekaran Andre di depan, tidak boleh ada yang mendahului Andre ! ” ya iya atuh Pak yang tau jalan ternyata Cuma Um Andre Doank, wah ... untung Cuma ber38 coba kalo yang ikut ber83 ??? dengan hanya satu orang penunjuk jalan !!
Kebayang kan ???
Drama selanjutnya dimulai saat kita baru memasuki jalan disela-sela perumahan penduduk , saat kita melaju satu persatu, dari atas ladang terdengan teriakan penduduk
”Hoeyyy teu aya JALANNN !!!” begitu berulang ulang, saya dan yang lainnya Cuma senyum senyum kecut aja mendengarnya, senyum karena memang ini yang kita cari, sedangkan kecutnya kalo ngga ada jalan berarti .... ????
dan benar saja trek yang kita lewati adalah benar-benar bukan jalan buat goweser, atau bahkan pejalan kaki sekalipun !!!
menukik tajam diantara pohon-pohon bambu, benar-benar trek yang menjanjikan ...

Dan memang seperti pepatah mengatakan ” apa yang akan kita jalani tergantung awalnya ” (ada gitu pepatah yang bunyinya kaya begitu ? ) benar-benar membuat Fisik dan psikhis terkuras habis, sepanjang jalan hampir dilalui dengan TTB sambil meringis, kenapa ? ya karena treknya itu, kalo tanjakan agak oke lah ini mah sudah menanjak plus undak-undakan lagi, begitu juga turunannya sama, plus undak-undakan ,
ada sih single trek yang mendatar tapi treknya itu sebagian besar membutuhkan nyali dan keseimbangan badan yang cukup tinggi karena berada dipinggiran kebun/ladang yang konturnya bertingkat-tingkat sehingga trek
yang kita lalui hampir selalu didampingi hamparan kebun/ladang di bawahnya yang jarak tingginya lumayan




curam kira-kira adalah sedalam 1 ½ sampai 2 meteran bahkan ada yang lebih, sehingga kalo tidak extra hati-hati jatuhlah kita, dan memang betul beberapa peserta pun berjatuhan, mulai dari Kang Entis, Kang igor, Kang Pak Ojon, Denny (Pak Ketua) , Saya sendiri, dan juga beberapa teman lainnya yang tidak terdeteksi kejatuhannya ...

Ketegangan dan kelelahan akhirnya berakhir juga setelah kita melewati daerah perkebunan teh , lumayan lah akhirnya sepedah kami berhenti bermanja-manja, di dorong dan di angkat-angkat, di sisa trek ini sepedah-sepedah kami akhirnya dinaiki juga turun melaju dijalan berbatu yang berakhir di desa Cipada dan sekaligus digunakan sebagai tempat istirahat dan mengisi bahan bakar.

Di sisa trek selanjutnya drama perjalanan masih di bumbui dengan terpisahnya enam anggota ; Pak Wawan, Kang Entis, Kang Agus Halis, Kang Budi, Kang Sofyan dan juga Saya (Mas Budi sih nyangkanya saya desersi lagi ... ampun deh ). Kejadian ini berawal dari rusaknya dryer belakang sepedah kepunyaan kang Agus Halis, dan ketika selesai diperbaiki oleh kang Budi ”Mekanik” kami pun melanjutkan perjalanan, dan seperti saat saat awal keberangkatan kami ber enam santai-santai saja menggowes sambil ngobrol ngaler ngidul, sadar kami tersesat begitu melihat rombongan yang lain terlihat di bukit sebelah kanan ... wahhhh, gimanan nih, namun akhirnya kami bersepakat untuk melanjutkan perjalanan mencari jalan ke arah Cikalong apa lagi setelah mendapat restu dari Pak Ketua via Hp untuk melanjutkan perjalanan tanpa harus bergabung lagi,

Perjalanan kami ber enam yang penuh dengan tanya jawab dengan penduduk yang ditemui ternyata mendapat titik terang setelah mendapat arah menuju Cikalong melalui desa Ciawi Tali. Dan begitu kami sampai di Jalan Raya akhirnya terpuaskan juga kerinduan menggowes di jalan raya yang mulus tanpa batu kerikil, tanpa debu dan yang pasti tidak sasab, melucur terbawa angin senja di antara lalulalang kendaraan menuju Cimahi tercinta ...

Seperti layaknya sebuah Drama, tentu saja perjalanan ini pun pada akhirnya memeberi kesan bagi para pelakunya, kesan yang sangat dalam dan membekas terbawa sampai saat ini tidak hanya treknya saja yang hampir full TTB dan terpisahnya beberapa anggota dari rombongan besar akan tetapi adalah saat kami break beristirahat di salah satu sudut lereng Gng. Burangrang, diantara pohon-pohon pinus yang berdiri tegar, dengan suara gemericiknya air yang mengalir diantara bebatuan serta belaian angin pegunungan yang membawa harum tetumbuhan alam pegunungan, menebarkan aroma kesegaran yang tiada bandingannya. Dan yang membuat kesan terasa lebih mendalam adalah saat-saat kami membuka perbekalan, betapa rasa kebersamaan itu begitu terasa, ucapan saling menawarkan untuk ikut menikmati makanan dan minuman yang tidak sekedar hanya di bibir pun meluncur dari sesama goweser (saya termasuk yang mendapat sumbangan dari sana-sini katanya sih jatahnya tukang foto ) , lalu setelah selesai menyantap perbekalan di salah satu sudut lereng Gng Brurangrang terlihat pemandangan yang menggetaran hati ketika beberapa teman melakukan shalat di atas hamparan rumput beralasan sajadah ala kadarnya
Subhannallah . . .

Terima kasih Threeple-C dan segenap anggota yang telah berbagi kebahagian dan petualangan di lereng Gng Burangrang
Salut dan hormat kami buat Teh Dewi, satu-satunya peserta wanita yang dengan gagah berani dapat menyelesaikan XC jelajah lereng Gng. Burangrang kali ini



0 comments:


Post a Comment